1Oktober 2010 Asal Mula Bromo Dan Tradisi Kasadha Seite 1 Asal Mula Bromo Dan Tradisi Kasadha Herkunft des Bromo und Traditionen von Kasadah Bromo: E Author: Sri Sudirman 2 downloads 75 Views 21KB Size
Wisata Gunung Bromo Jawa Timur. Siapa sih yang tak kenal dengan objek wisata di jawa timur ini. Hampir semua orang tahu dimana letak gunung bromo berada karena gunung berapi ini begitu terkenal hingga manca negara. Tetapi apa kalian sudah tahu objek wisata gunung bromo yang wajib dikunjungi ?Secara deskripsi tata letak gunung bromo berada di 4 wilayah perbatasan di Jawa Timur tepatnya wilayah kabupaten Malang, kabupaten Probolinggo, kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Lumajang. Dari setiap wilayah kabupaten tersebut merupakan pintu masuk menuju gunung bromo yang terletak di Provinsi Jawa Timur ini bisa diakses melalui jalur bromo via Surabaya dan juga rute ke bromo via Malang. Waktu tempuh perjalanan dari ke dua kota besar di Jawa Timur itu hampir sama yakni hanya sekitar 2 – 2,5 jam berkendara. Anda bisa pergi ke bromo langsung dari bandara, stasiun, hotel dari kedua kota tersebut dengan menginap atau tanpa berapi ini tidak pernah sepi dari kunjungan turis domestik hingga manca negara selama gunung masih dibuka dan tidak ditutup untuk tujuan wisatawan. Tetapi jangan sampai salah memilih jalur kalau datang ke bromo karena tempat wisata ini bisa ditempuh melalui 4 pintu Masuk Cemara Lawang ProbolinggoPintu Masuk Coban Trisula MalangPintu Masuk Tosari Wonokitri PasuruanPintu Masuk Senduro LumajangDari 4 pintu masuk ke bromo tersebut harus dipilih ketika registrasi tiket masuk bromo Spot Wisata Di Gunung Bromo Wajib DikunjungiDi sekitar Gunung Bromo banyak spot bagus dan rekomended untuk foto selfie yang instagramable. Jadi selain mencari penginapan di dekat bromo dan Sewa Jeep Bromo ketahui juga spot mana saja yang menarik dan perlu untuk dikunjungi. Inilah 6 Spot Wisata Di Sekitar Gunung Bromo Jawa Timur yang wajib anda Puncak Penanjakan 1Puncak penanjakan 1 adalah tempat favorit di gunung bromo untuk melihat keindahan matahari tertinggi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang menjadi tujuan pertama mayoritas wisatawan ketika berkunjung ke gunung bromo. Terletak di sebelah barat dari gunung bromo dan untuk mencapai Pucak Penanjakan 1 ini pengunjung menggunakan kendaraan jeep atau hartop mengingat akses kelokasi ini cukup banyak tikungan tajam,curam dan menanjak. Alternatif lain jika tidak menyewa hartop menggunakan sepeda motor namun jangan pakai kendaran matic. Penanjakan 1 adalah spot pertama yang harus dituju untuk melihat view sunrise bromo jadi semua yang hendak ke tempat ini harus berangkat lebih awal yaitu sekitar jam 3-4 dini Penanjakan 2 Seruni PointPuncak Penanjakan 2/Seruni Point adalah alternatif lain yang cukup favorit untuk melihat keindahan matahari terbit di ini berada disebelah barat gunung bromo namun akses dan rutenya yang pergi ke Bromo melalui rute probolinggo bisa memilih alternatif Bukit Penanjakan 2 atau View Point Seruni untuk menikmati matahari terbit. Walaupun lokasinya lebih rendah dari Penanjakan 1 namun pemandangan juga tidak kalah Bulan bulan tertentu seperti september sampai bulan mei musim hujan penanjakan 2 ini memiliki pemandangan sangat indah, lokasi munculnya matahari terbit tepat di arah timur pengunjung. Namun jika sudah memasuki musim kemarau sunrise terjadi agak lambat , dan saya sarankan untuk berpindah ke spot penanjakan Padang Rumput Savana Dan Bukit TeletubbiesPadang Rumput Savana Bromo,sebuah tempat yang terletak di selatan timur Gunung Bromo, terletak pada sebuah lembah hijau yang di kelilingi tebing-tebing menjulang tinggi dan beberapa punggungan gunung gunung kecil. Padang Rumput Savana Bromo ini sangat sangka di lokasi gunung bromo yang gersang dan berpasir terdapat padang rumput yang sama anda juga akan dimanjakan dengan penandangan bukit bukit teletubbies dikarenakan tekstur bukit di lereng gunung bromo sebelah timur menyerupai serial film anak teletubbies. Tempat ini searah menuju ranu kumbolo dan semeru jadi jika anda ingin trekking ke semeru dan camping di ranu kumbolo melalui jalur via bromo pasti melewati spot wisata Puncak B29B29 Argosari Lumajang adalah salah satu spot camping di sekitar bromo yang favorit. Destinasi wisata yang satu ini memang cukup asing bagi pengunjung Bromo dan baru saja banyak diminati. Tempat ini merupakan puncak yang paling tinggi di kawasan Gunung Bromo, lebih tinggi dari penajakan 1 sehingga suhu udara lebih dingin dengan pemandangannya juga sangat puncak B29 berada di daerah desa Argosari, kec. Senduro kira – kira 40 Km dari kota Lumajang. Untuk menuju ke Puncak B29 adalah melalui Desa Senduro Lumajang jalur selatan, namun anda bisa memakai jasa sewa hartop jika ingin melewati jalur probolinggo melalui rute pegunungan timur desa Pasir BerbisikPasir Berbisik adalah salah satu lokasi yang berada di sebelah utara gunung bromo yang terkenal dengan pasirnya yang halus dan mula dinamakan pasir berbisik ini adalah ketika angin bertiup menerpa pasir halus di kawasan ini dan menimbulkan suara desikan. Desikan suara pasir tertiup angin itulah yang dijadikan nama “Pasir Berbisik”.Pasir berbisik juga menjadi lokasi dan spot favorit di sekitar gunung bromo,banyak para fotografer yang memakai tempat ini sebagai acara untuk prewedding di bromo dan syuting film sinetron Bromo Milky WayBromo Milky Way adalah keindahan alam lain di sekitar bromo di malam menikmati keindahan ini dengan sempurna ketika cuaca cerah di malam hari dan tidak adanya polusi cahaya “gelap gulita”. Selain itu untuk lebih maksimal melihat pemandangan ini di butuhkan kamera dan tehnik fotography yang memadai. Hanya sebagian saja wisatawan yang ingin menikmati keindahan milky way di gunung bromo yaitu komunitas pecinta fotography hunting gugusan bintang di malam Milky Way baru trending sekitar tahun 2014 – 2015, sejak seorang turis asing upload di youtube keindahan milky way dari Gunung Bromo. Sejak itulah banyak pecinta fotography dari berbagai belahan dunia pun ikut berburu foto galaksi bima sakti dari gunung Bromo. Waktu terbaik untuk hunting bromo milky way adalah pada musim kemarau, yaitu mulai bulan mei sampai bulan september, karena langit akan sangat cerah Terbaik Berkunjung Ke BromoGunung bromo masih tergolong gunung berapi aktif yang bisa meletus kapan saja. Berdasarkan catatan, letusan terbesar pada tahun 1974. Meskipun kategori gunung berapi aktif tetapi gunung ini juga sebagai gunung wisata yang bisa dikunjungi banyak wisatawan dari segala kalangan. Akses yang mudah itulah menjadikan gunung bromo selalu ramai pengunjung setiap datang berkunjung ke bromo memang bisa kapan saja selama kondisi aman dan status dibuka untuk wisatawan, namun waktu terbaik liburan ke gunung bromo adalah pada waktu musim kemarau antara mei – oktober. Di bulan -bulan terbaik itulah pemandangan sunrise gunung bromo terlihat begitu sempurna tanpa adanya gangguan cuaca. Suhu udara rata – rata antara 5 – 20 derajat celcius dengan puncak musim dingin di bromo pada bulan juli – agustus dan bisa mencapai suhu 1 – 5 derajat celcius. Jadi selalu persiapkan pakaian tebal dan hangat jika datang berkunjung di bulan itu agar tidak Juga Sejarah Legenda Gunung BromoBiaya Wisata Ke BromoAnggaran atau biaya wisata ke bromo sangat beragam karena banyak akomodasi yang dibutuhkan. Tidak mau ribet mengatur sendiri akomodasinya booking saja Paket Wisata Bromo. Fasilitas yang anda dapatkan selain transport ke bromo juga sudah difasilitasi jeep bromo + tiket online dan hotel jika pilih paket Paket Wisata Gunung Bromo Paket Wisata Bromo Midnight 1 HariPaket Wisata Bromo 2 Hari 1 MalamPaket Wisata Bromo Madakaripura 2 Hari 1 MalamPaket Wisata Bromo Malang 3 Hari 2 Malam
Dalamcerita rakyat asal-usul Gunung Bromo ini, ada beberapa tokoh yang akan diulik. Tokoh-tokoh tersebut adalah Rara Anteng, Jaka Seger, Kyai Bima, dan Jaya Kesuma. Lutung Kasarung, asal mula Telaga Warna, dan lain-lain. Tunggu apa lagi? Dilanjutkan membacanya, yuk! ← Legenda Aji Saka dan Asal Usul Aksara Jawa Beserta Ulasan Lengkapnya.

Jakarta - Gunung Bromo adalah salah satu gunung aktif di Jawa Timur dan merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Bromo sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Brahma yang merupakan salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu. Sedangkan dalam bahasa Tengger Bromo dibaca terletak pada ketinggian meter di atas permukaan laut dengan dikelilingi oleh empat kabupaten yaitu Kabupaten Malang, Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang. Gunung Bromo memiliki puncak tertinggi nomor dua setelah beberapa fakta menarik mengenai Gunung Bromo 1. Proses terbentuknya Gunung BromoGunung Bromo serta lautan pasir berasal dari 2 gunung yang saling berhimpitan satu sama lain yang keduanya dinamakan Gunung Tengger 4. 000 meter dpl yang merupakan gunung tertinggi saat fenomena letusan kecil dengan materi vulkaniknya terlempar ke arah tenggara sehingga membentuk lembah yang besar dan dalam. Setelah itu, terjadi letusan yang dahsyat hingga menciptakan kaldera yang memiliki diameter lebih dari 8 lanjutan dari letusan gunung tersebut ialah memunculkan lorong magma di tengah kaldera sehingga memunculkan beberapa gunung lain, yaitu Gunung Widodaren, Gunung Watangan, Gunung Kursi, Gunung Batok dan Gunung Bromo, serta menimbulkan terjadinya lautan Upacara KasadaUpacara Kasada adalah upacara yang dilakukan oleh agama Hindu dari Suku Tengger, namun tidak dilakukan oleh agama Hindu Kasada merupakan salah satu ritual yang dilakukan untuk meminta pengampunan kepada Brahma dalam sebuah bentuk pengorbanan. Pengorbanan ini dapat berupa pakaian, uang, makanan, sayuran, buah-buahan, dan hasil Kasada dilakukan setiap hari ke-14 di bulan Kasada dalam penanggalan Memiliki salah satu spot sunrise yang favoritKetikan melakukan penanjakan, hal yang paling dicari oleh para pendaki gunung Bromo adalah dapat melihat keindahan matahari terbit yang berada di puncak sedikit para pendaki yang rela ke puncak Bromo untuk melihat keindahan ini, dan menjadikannya sebagai salah satu spot foto favorit bagi para pendaki Gunung Bromo. Para pendaki dapat memulai perjalanannya dari Cemoro Lawang di Bukit TeletubbiesBukit yang sering disebut dengan nama Bukit Teletubbies ini aslinya adalah sebuah padang rumput sabana dengan dikelilingi oleh hamparan bunga-bunga yang cukup siang hari, bukit tampak indah sekali dengan hamparan rerumputan yang hijau. Bukit ini berada di balik Gunung Bromo, sehingga para wisatawan yang ingin ke daerah ini harus mengeluarkan tenaga yang extra untuk mendapatkan pemandangan yang sangat Gunung dengan letusan yang teraturGunung Bromo memiliki keunikannya sendiri, yaitu memiliki letusan yang teratur. Letusan ini dikatakan teratur karena Gunung Bromo selalu meletus setiap 30 tahun sekali, yang dimulai dari tahun 1767, 1974, dan yang terakhir 2015. Gunung Bromo memiliki waktu erupsi yang singkat yaitu 20 menit pada tahun 2004, dan erupsi yang panjang dengan lama waktunya adalah 9 bulan pada tahun Fenomena embun esFenomena embun es ini dapat disebut dengan fenomena tahunan yang terjadi di Gunung Bromo. Embun es atau bun upas frost terjadi dibeberapa titik di Gunung Bromo yakni di Lautan Pasir, Pasir Berbisik, dan Bukit embun es ini terjadi karena penurunan suhu yang drastis dengan tekanan angin yang cukup tinggi. Biasanya embun es ini terjadi pada bulan Juni hingga Agustus. Sedangkan untuk puncaknya terdapat di awal dan pertengahan tahunnya, fenomena ini selalu dinantikan kehadirannya oleh para wisatawan. Bagi para wisatawan yang ingin melihatnya, dapat melihat embus es pada pukul WIB sampai WIB. Simak Video "Polisi Ungkap Penyebab Hilangnya Patung Ganesha di Gunung Bromo" [GambasVideo 20detik] pin/pin

Ngomongngomong soal bromo, asal mula kenapa dinamakan bromo. Gunung bromo sendiri berasal dari bahasa sanskerta. Di ambil dari seorang dewa utama di dalam agama hindu yang bernama brahma. Dan dalam bahasa tengger di edja dengan sebutaan brama.Bromo adalah gunung berapi yang masih aktif di jawa timur Indonesia. Gunung bromo sendiri memiliki Kali ini saya menulis tentang sejarah atau asal mula Gunung Bromo. Banyak wisatawan yang kurang mengetahui asal mu-asal tempat yang dikunjunginya, oleh sebab itu di sini saya memaparkan cerita rakyat menurut warga sekitar tentang asal mula Gunung Bromo. langsung aja ke cerita yuk Berdasarkan cerita sejarah dan legenda bahwasanya Gunung Bromo berasal dari nama Brahma yaitu Gunung yang dianggap Suci oleh masyarakat suku tengger. Kemudian orang jawa menyebutnya Gunung Bromo. Suku tengger adalah masyarakat asli yang berada di kawasan kaki gunung bromo semeru yang berasal dari penduduk pribumi kerajaan majapahit. Sejarah Gunung Bromo Pada zaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah sehingga penduduk pribumi kerajaan majapahit melarikan diri untuk mencari tempat tinggal baru demi keselamatan hidup mereka dan pada akhirnya mereka terpisah menjadi 2 bagian yaitu pertama menuju kawasan gunung bromo dan yang kedua menuju Pulau Bali. Karena berasal dari lokasi yang sama sehingga ke 2 tempat ini sampai sekarang mempunyai kesamaan akan budaya, agama, adat istiadat yaitu menganut kepercayaan agama Hindu. Masyarakat Suku Tengger yang ada di kawasan Gunung Bromo berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger” dan Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma. orang Jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo. Itulah sejarah dan legenda terbentuknya gunung bromo purba. Asal Usul Suku Tengger Asal usul Suku Tengger berasal dari cerita rakyat atau legenda ” Joko Seger “ Dan “Rara Anteng” .Dari sebuah pertapaan, istri seorang Brahmana / Pandhita baru saja melahirkan seorang putra yang fisiknya sangat bugar dengan tangisan yang sangat keras ketika lahir, dan karenanya bayi tersebut diberi nama ” Joko Seger “. Di tempat sekitar Gunung Pananjakan, pada waktu itu ada seorang anak perempuan yang lahir dari titisan dewa. Wajahnya cantik dan elok. Dia satu-satunya anak yang paling cantik di tempat itu. Ketika dilahirkan, anak itu tidak layaknya bayi lahir. Ia diam, tidak menangis sewaktu pertama kali menghirup udara. Bayi itu begitu tenang, lahir tanpa menangis dari rahim ibunya. Maka oleh orang tuanya, bayi itu dinamai “Rara Anteng”. Dari hari ke hari tubuh Rara Anteng tumbuh menjadi besar. Garis-garis kecantikan nampak jelas diwajahnya. Termasyurlah Rara Anteng sampai ke berbagai tempat. Banyak putera raja melamarnya. Namun pinangan itu ditolaknya, karena Rara Anteng sudah terpikat hatinya kepada Joko Seger. Suatu hari Rara Anteng dipinang oleh seorang bajak yang terkenal sakti dan kuat. Bajak tersebut terkenal sangat jahat. Rara Anteng yang terkenal halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada pelamar yang sakti. Maka ia minta supaya dibuatkan lautan di tengah-tengah gunung. Dengan permintaan yang aneh, dianggapnya pelamar sakti itu tidak akan memenuhi permintaannya. Lautan yang diminta itu harus dibuat dalam waktu satu malam, yaitu diawali saat matahari terbenam hingga selesai ketika matahari terbit. Disanggupinya permintaan Rara Anteng tersebut. Pelamar sakti tadi memulai mengerjakan lautan dengan alat sebuah tempurung batok kelapa dan pekerjaan itu hampir selesai. Melihat kenyataan demikian, hati Rara Anteng mulai gelisah. Bagaimana cara menggagalkan lautan yang sedang dikerjakan oleh Bajak itu? Rara Anteng merenungi nasibnya, ia tidak bisa hidup bersuamikan orang yang tidak ia cintai. Kemudian ia berusaha menenangkan dirinya. Tiba-tiba timbul niat untuk menggagalkan pekerjaan Bajak itu. Rara Anteng mulai menumbuk padi di tengah malam. Pelan-pelan suara tumbukan dan gesekan alu membangunkan ayam-ayam yang sedang tidur. Kokok ayam pun mulai bersahutan, seolah-olah fajar telah tiba, tetapi penduduk belum mulai dengan kegiatan pagi. Bajak mendengar ayam-ayam berkokok, tetapi benang putih disebelah timur belum juga nampak. Berarti fajar datang sebelum waktunya. Sesudah itu dia merenungi nasib sialnya. Rasa kesal dan marah dicampur emosi dan pada akhirnya Tempurung Batok kelapa yang dipakai sebagai alat mengeruk pasir itu dilemparkannya dan jatuh tertelungkup di samping Gunung Bromo dan berubah menjadi sebuah gunung yang sampai sekarang dinamakan Gunung Batok. Dengan kegagalan Bajak membuat lautan di tengah-tengah Gunung Bromo, suka citalah hati Rara Anteng. Ia melanjutkan hubungan dengan kekasihnya, Joko Seger. Kemudian hari Rara Anteng dan Joko Seger menjadi pasangan suami istri yang bahagia, karena keduanya saling mengasihi dan mencintai. Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, maksudnya “Penguasa Tengger Yang Budiman”. Nama Tengger diambil dari akhir suku kata nama Rara Anteng dan Jaka Seger. Kata Tengger berarti juga Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi. Misteri Gunung Bromo Dari waktu ke waktu masyarakat Tengger hidup makmur dan damai, namun sang penguasa tidaklah merasa bahagia, karena setelah beberapa lama pasangan Rara Anteng dan Jaka Tengger berumahtangga belum juga dikaruniai keturunan. Kemudian diputuskanlah untuk naik ke puncak gunung Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa agar karuniai keturunan. Tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo, Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya dan kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya. Pendek kata pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita kawah Gunung Bromo menyemburkan api. Sejarah Dan Legenda Gunung Bromo . Pada masa itu berdasarkan cerita sejarah dan legenda bahwasanya Gunung Bromo berasal dari nama Brahma yaitu Gunung yang dianggap Suci oleh masyarakat suku tengger. Kemudian orang jawa menyebutnya Gunung Bromo. Suku tengger adalah masyarakat asli yang berada di kawasan kaki gunung bromo semeru yang berasal dari penduduk pribumi kerajaan majapahit. Sejarah Dan Legenda Gunung Bromo Purba Pada zaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah sehingga penduduk pribumi kerajaan majapahit melarikan diri untuk mencari tempat tinggal baru demi keselamatan hidup mereka dan pada akhirnya mereka terpisah menjadi 2 bagian yaitu pertama menuju kawasan gunung bromo dan yang kedua menuju Pulau Bali. Karena berasal dari lokasi yang sama sehingga ke 2 tempat ini sampai sekarang mempunyai kesamaan akan budaya, agama, adat istiadat yaitu menganut kepercayaan agama Hindu. Masyarakat Suku Tengger yang ada di kawasan Gunung Bromo berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger” dan Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma. orang Jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo. Itulah sejarah dan legenda terbentuknya gunung bromo purba. Cerita Asal Usul Suku Tengger. Asal usul Suku Tengger berasal dari cerita rakyat atau legenda ” Joko Seger “ Dan “Rara Anteng” .Dari sebuah pertapaan, istri seorang Brahmana / Pandhita baru saja melahirkan seorang putra yang fisiknya sangat bugar dengan tangisan yang sangat keras ketika lahir, dan karenanya bayi tersebut diberi nama ” Joko Seger “. Di tempat sekitar Gunung Pananjakan, pada waktu itu ada seorang anak perempuan yang lahir dari titisan dewa. Wajahnya cantik dan elok. Dia satu-satunya anak yang paling cantik di tempat itu. Ketika dilahirkan, anak itu tidak layaknya bayi lahir. Ia diam, tidak menangis sewaktu pertama kali menghirup udara. Bayi itu begitu tenang, lahir tanpa menangis dari rahim ibunya. Maka oleh orang tuanya, bayi itu dinamai “Rara Anteng”. Dari hari ke hari tubuh Rara Anteng tumbuh menjadi besar. Garis-garis kecantikan nampak jelas diwajahnya. Termasyurlah Rara Anteng sampai ke berbagai tempat. Banyak putera raja melamarnya. Namun pinangan itu ditolaknya, karena Rara Anteng sudah terpikat hatinya kepada Joko Seger. Suatu hari Rara Anteng dipinang oleh seorang bajak yang terkenal sakti dan kuat. Bajak tersebut terkenal sangat jahat. Rara Anteng yang terkenal halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada pelamar yang sakti. Maka ia minta supaya dibuatkan lautan di tengah-tengah gunung. Dengan permintaan yang aneh, dianggapnya pelamar sakti itu tidak akan memenuhi permintaannya. Lautan yang diminta itu harus dibuat dalam waktu satu malam, yaitu diawali saat matahari terbenam hingga selesai ketika matahari terbit. Disanggupinya permintaan Rara Anteng tersebut. Pelamar sakti tadi memulai mengerjakan lautan dengan alat sebuah tempurung batok kelapa dan pekerjaan itu hampir selesai. Melihat kenyataan demikian, hati Rara Anteng mulai gelisah. Bagaimana cara menggagalkan lautan yang sedang dikerjakan oleh Bajak itu? Rara Anteng merenungi nasibnya, ia tidak bisa hidup bersuamikan orang yang tidak ia cintai. Kemudian ia berusaha menenangkan dirinya. Tiba-tiba timbul niat untuk menggagalkan pekerjaan Bajak itu. Rara Anteng mulai menumbuk padi di tengah malam. Pelan-pelan suara tumbukan dan gesekan alu membangunkan ayam-ayam yang sedang tidur. Kokok ayam pun mulai bersahutan, seolah-olah fajar telah tiba, tetapi penduduk belum mulai dengan kegiatan pagi. Bajak mendengar ayam-ayam berkokok, tetapi benang putih disebelah timur belum juga nampak. Berarti fajar datang sebelum waktunya. Sesudah itu dia merenungi nasib sialnya. Rasa kesal dan marah dicampur emosi dan pada akhirnya Tempurung Batok kelapa yang dipakai sebagai alat mengeruk pasir itu dilemparkannya dan jatuh tertelungkup di samping Gunung Bromo dan berubah menjadi sebuah gunung yang sampai sekarang dinamakan Gunung Batok. Dengan kegagalan Bajak membuat lautan di tengah-tengah Gunung Bromo, suka citalah hati Rara Anteng. Ia melanjutkan hubungan dengan kekasihnya, Joko Seger. Kemudian hari Rara Anteng dan Joko Seger menjadi pasangan suami istri yang bahagia, karena keduanya saling mengasihi dan mencintai. Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, maksudnya “Penguasa Tengger Yang Budiman”. Nama Tengger diambil dari akhir suku kata nama Rara Anteng dan Jaka Seger. Kata Tengger berarti juga Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi. Misteri Gunung Bromo Dari waktu ke waktu masyarakat Tengger hidup makmur dan damai, namun sang penguasa tidaklah merasa bahagia, karena setelah beberapa lama pasangan Rara Anteng dan Jaka Tengger berumahtangga belum juga dikaruniai keturunan. Kemudian diputuskanlah untuk naik ke puncak gunung Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa agar karuniai keturunan. Tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo, Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya dan kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya. Pendek kata pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita kawah Gunung Bromo menyemburkan api. Kusuma anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api dan masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib ”Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang tua kita dan Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Hyang Widi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji yang berupa hasil bumi dan di persambahkan kepada Hyang Widi asa di kawah Gunung Bromo. sampai sekarang kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo. Larangan Di Gunung Bromo Gunung Bromo begitu mempesona sehingga banyak para wisatawan dari berbagai negara tertarik untuk bisa menikmati keindahan alamnya. Namun untuk sahabat yang akan berlibur ke gunung bromo harus tahu larangan apa saja yang harus ditaati ketika pergi ke bromo. Dilarang Melangkahi Pawon Menurut kepercayaan masyarakat Tengger, seseorang dilarang melangkahi pawon. Pawon sendiri merupakan alat untuk memasak dalam budaya Suku Tengger. Jika seseorang melangkahi pawon, dia diyakini akan kehilangan jodohnya atau jodohnya akan direbut oleh orang lain. Membawa pulang batu bata dari Gunung Bromo Larangan ini juga patut sahabat ketahui karena jika tidak, itu bisa berakibat buruk pada diri sahabat. Ketika sahabat berwisata ke Gunung Bromo, jangan coba-coba membawa pulang batu bata dari tempat tersebut. Jika sahabat melakukannya, penghuni Bromo’ diyakini akan marah dan dapat membawa nasib buruk bagimu. Kencing menghadap Gunung Bromo Meski terdengar absurd, sahabat nggak boleh buang air menghadap ke arah Gunung Bromo. Hal ini dipercaya akan membawa nasib buruk bagi pelakunya, karena aktivitas itu dinilai melecehkan penghuni’ Gunung Bromo. Bertindak atau berkata kotor saat masuk Pura Datang ke Bromo belum lengkap jika belum mampir ke Pura Luhur Poten. Tapi ingat, jika sahabat ingin berkunjung ke pura ini, dilarang keras untuk melakukan tindakan ataupun bertutur yang nggak pantas. Wanita yang sedang haid dilarang masuk Pura Selain tidak diperkenankan untuk bertindak, berbicara, atau berpikir hal yang nggak pantas di dalam pura, wanita yang sedang haid juga dilarang untuk masuk ke area suci tersebut. Jadi, jika sahabat sedang dalam kondisi tersebut, sebaiknya jangan memaksakan diri untuk masuk. Begitulah Sejarah Dan Legenda Gunung Bromo ” Joko Seger “ Dan “Rara Anteng” menjadi cerita rakyat yang membudaya bagi masyarakat suku tengger di kawasan gunung bromo. Cerita tentang Sejarah Dan Legenda Wisata Gunung Bromo dengan peran ” Joko Seger “ Dan “Rara Anteng” sangat populer bagi wisatawan Liburan Ke Bromo. Soloposcom, MALANG — Gunung Bromo menjadi salah satu gunung terpopuler di Indonesia. Gunung Bromo mempunyai daya tarik lautan pasir pada tengah kawah yang membentang di sekeliling kawah Bromo. Lantas bagaimana asale Gunung Bromo? Dikutip dari Explorebromo, Kamis (2/12/2021), Gunung Bromo terbentuk dari gunung bernama Tengger dengan
17/10/2020Dikisahkan pada suatu ketika seorang Raja Majapahit meninggalkan negerinya dan membangun sebuah dusun di lereng Gunung Bromo bersama beberapa orang pengikutnya yang setia, setelah kalah berperang melawan putranya sendiri. Di tempat tinggalnya yang baru itu istri sang raja kemudian melahirkan seorang bayi perempuan. Buah hati yang mereka nanti-nantikan itu lahir ke dunia di tengah malam buta. Namun berbeda dengan bayi lainnya, sang buah hati tidak menangis ketika dilahirkan. Sang istri sempat risau, tetapi mantan Raja Majapahit menenangkannya. "Jangan khawatir, Dinda!" kata mantan Raja Majapahit pada istrinya. "Putri kita ini lahir dengan keadaan sehat badannya, tidak kurang sesuatu apapun. Wajah putri kita juga tampak bersinar bagaikan seorang titisan dewi,” ujarnya kemudian sambil menimang-nimang bayinya yang mungil itu di depan istrinya. Pasangan suami-istri yang berbahagia itu pun memberi nama bayinya Roro Anteng, yang berarti seorang perempuan yang pendiam atau tenang. Nama yang mencerminkan sifat sang bayi. Di waktu yang hampir bersamaan, tidak jauh dari rumah Roro Anteng dilahirkan, juga lahir seorang bayi laki-laki dari pasangan suami-istri brahmana atau pendeta. Suara tangis bayi yang baru lahir itu sangat keras sehingga memecah kesunyian malam di lereng Gunung Bromo itu. Bayi itu tampak sehat dan montok. Oleh kedua orang tuanya, bayi itu diberi nama Joko Seger, yang berarti seorang laki-laki yang berbadan segar atau sehat. Seiring berjalannya waktu, kedua bayi itu pun tumbuh menjadi dewasa. Joko Seger tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan tampan, sedangkan Roro Anteng tumbuh menjadi gadis yang cantik nan rupawan. Berita tentang kecantikan Roro Anteng pun tersebar hingga ke mana-mana dan menjadi pujaan setiap pemuda. Sudah banyak pemuda yang datang meminangnya, namun tak satu pun yang diterimanya. Rupanya, putri mantan Raja Majapahit itu telah menjalin hubungan kasih dengan Joko Seger dan cintanya tidak akan berpaling kepada orang lain. Apalagi ayahanda Roro Anteng, walaupun dari golongan bangsawan tapi bisa menerima Joko Seger yang bukan seorang bangsawan untuk menjadi calon menantunya. Namun kemudian muncul masalah, yaitu ketika akhirnya kabar tentang kecantikan Roro Anteng sampai ke telinga sesosok raksasa yang tinggal di hutan di sekitar lereng Gunung Bromo. Raksasa yang menyerupai badak itu bernama Kyai Bima. Ia sangat sakti dan kejam. Begitu mendengar kabar tersebut, Kyai Bima pun segera datang meminang Roro Anteng. Jika keinginannya tidak dituruti, maka ia akan membinasakan dusun itu dan seluruh isinya. Hal itulah yang membuat Roro Anteng dan keluarganya kebingungan untuk menolak pinangannya. Sementara Joko Seger pun tidak dapat berbuat apa-apa karena tidak mampu menandingi kesaktian raksasa itu. Setelah sejenak berpikir keras, akhirnya Roro Anteng menemukan sebuah cara untuk menolak pinangan Kyai Bima secara halus. Dia akan mengajukan satu persyaratan yang kira-kira tidak sanggup dipenuhi oleh raksasa itu. "Baiklah, Kyai Bima! Aku akan menerima pinanganmu, tapi kamu harus memenuhi satu syarat," ujar Roro Anteng. "Apakah syarat itu! Cepat katakan!" seru Kyai Bima dengan nada membentak. Mendengar seruan itu, Roro Anteng menjadi gugup. Namun, ia berusaha tetap bersikap tenang untuk menghilangkan rasa gugupnya. "Buatkan aku danau di atas Gunung Bromo itu! Jika kamu sanggup menyelesaikannya dalam waktu semalam, aku akan menerima pinanganmu," ujar Roro Anteng. Dengan penuh percaya diri dan berbekal kesaktian yang dimilikinya, Kyai Bima menyanggupi persyaratan itu dan menganggap bahwa persyaratan itu sangatlah mudah baginya. "Hanya itukah permintaanmu, wahai Roro Anteng?" tanya raksasa itu dengan nada angkuh. "Iya, hanya itu. Tapi ingat, danau itu harus selesai sebelum ayam berkokok!" seru Roro Anteng mengingatkan raksasa itu. Mendengar jawaban Roro Anteng, raksasa itu tertawa terbahak-bahak, lalu bergegas pergi ke puncak Gunung Bromo. Setibanya di sana, ia pun mulai mengeruk tanah dengan menggunakan batok tempurung kelapa yang sangat besar. Hanya beberapa kali kerukan, ia telah berhasil membuat lubang besar. Ia terus mengeruk tanah di atas gunung itu tanpa mengenal lelah. Roro Anteng pun mulai cemas. Ketika hari menjelang pagi, pembuatan danau itu hampir selesai, tinggal beberapa kali kerukan lagi. "Aduh, celakalah aku!" ucap Roro Anteng cemas, "raksasa itu benar-benar sakti. Apa yang harus kulakukan untuk menghentikan pekerjaannya?" Roro Anteng kembali berpikir keras. Akhirnya ia memutuskan untuk membangunkan seluruh keluarga dan tetangganya. Kaum laki-laki diperintahkan untuk membakar jerami, sedangkan kaum perempuan diperintahkan untuk menumbuk padi. Tak berapa lama kemudian, cahaya kemerah-merahan pun mulai tampak dari arah timur. Suara lesung terdengar bertalu-talu, dan kemudian disusul suara ayam jantan berkokok bersahut-sahutan. Mengetahui tanda-tanda datangnya waktu pagi tersebut, Kyai Bima tersentak kaget dan segera menghentikan pekerjaannya membuat danau yang sudah hampir selesai itu. "Sungguh sial!" seru raksasa itu dengan kesal, "rupanya hari sudah pagi. Aku gagal mempersunting Roro Anteng." Saat Kyai Bima meninggalkan puncak Gunung Bromo, tempurung kelapa yang masih dipegangnya segera dilemparkannya. Konon, tempurung kelapa itu jatuh tertelungkup dan kemudian menjelma menjadi sebuah gunung yang dinamakan Gunung Batok. Jalan yang dilalui raksasa itu menjadi sebuah sungai dan hingga kini masih terlihat di hutan pasir Gunung Batok. Sementara danau yang gagal dibuat oleh Kyai Bima sekarang dikenal dengan sebutan Segara Wedi atau lautan pasir yang masih bisa dikunjungi hingga kini di kawasan Gunung Bromo. Betapa senangnya hati Roro Anteng dan keluarganya melihat raksasa itu pergi. Tak berapa lama kemudian, Roro Anteng pun menikah dengan Joko Seger. Setelah itu, Joko Seger dan Roro Anteng membuka desa baru yang diberi nama Tengger. Nama desa itu diambil dari gabungan akhiran nama Anteng Teng dan Seger Ger. Mereka pun hidup berbahagia di sana. Di bawah kepemimpinan Joko Seger dan Roro Anteng, para penduduk hidup aman dan tenteram. Mereka menjauhi pengaruh luar. Namun, setelah sekian lama menikah, mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Akhirnya, keduanya bersemedi di puncak Gunung Bromo. Mereka meminta kepada Dewata agar dikaruniai keturunan. Tidak lama kemudian terdengar suara gemuruh dan percikan api yang berasal dari dalam kepundan Gunung Bromo. "Istriku, dengarlah! Sepertinya Dewata mengabulkan permohonan kita. Terima kasih Dewata Yang Agung. Kelak anak bungsuku akan kupersembahkan untukmu sebagai ucapan terima kasihku," ucap Joko Tengger dengan senang hati. Karena terlalu senang, ucapan janji yang dikatakanya tidak dipikirkannya terlebih dahulu. Joko Seger yang terlalu gegabah tidak menyadari bahwa janjinya akan sulit dipenuhi. "Suamiku, apa yang kau ucapkan? Kita tidak akan mungkin tega mengorbankan anak kandung kita untuk dijadikan persembahan!" "Maafkan aku. Karena terlalu senang, aku tidak berpikir jernih ketika mengucapkannya. Tapi aku juga tidak bisa menarik kembali kata-kataku kepada Dewata. Dewata bisa marah kepada kita," katanya kembali. Tahun berganti tahun, keinginan Joko Seger dan Roro Anteng terkabul. Mereka akhirnya dikaruniai sepuluh orang anak. Setelah anak yang ke sepuluh, mereka tidak lagi dikaruniai anak. Oleh karena itu, anak ke sepuluh tersebut dianggap sebagai anak yang paling bungsu. Anak itu bernama Kesuma. Setelah sekian lama, anak-anak mereka tumbuh dewasa. Joko Seger dan Roro Anteng belum juga melaksanakan janji yang pernah diucapkan. Hidup mereka menjadi tidak tenang. Suatu hari, muncul peristiwa dahsyat yang mengejutkan seluruh penduduk Tengger. Gunung Bromo yang dikeramatkan meletus. Gunung tersebut mengeluarkan asap hitam dan lahar. Penduduk Tengger panik dan segera mengungsi. Hanya Joko Tengger dan keluarganya yang tetap bertahan di daerah itu. Meskipun mereka menyadari bahaya yang dapat menimpa, mereka mencoba bertahan. "Istriku, sepertinya Dewata benar-benar menagih janji kita," ucap Joko Seger lirih. Kegundahan suami istri itu menimbulkan pertanyaan dari anak-anak mereka. "Ada apakah gerangan ayah dan ibu sangat cemas? Jika mereka takut akan gunung meletus, pastinya mereka telah mengungsi sejak kemarin," pikir anak-anak mereka. Akhirnya Joko Seger dan Roro Anteng menceritakan kejadian beberapa tahun silam kepada anak-anaknya. Mendengar cerita itu, anak-anaknya sangat sedih. Karena untuk melaksanakan janji kedua orangtuanya, mereka harus kehilangan adik bungsunya. Namun, jika kedua orangtuanya tidak melaksanakan janji tersebut, Dewata pasti akan marah dapat mencelakai seluruh penduduk Tengger. Bagaikan makan buah simalakama, tidak seorang pun dari anak-anak mereka yang berani bicara. Tiba-tiba saja si bungsu Kesuma berkata, "Ayah, ibu, dan kakak-kakakku tercinta, relakan aku pergi. Semoga Dewata menerima pengorbananku." Tentu saja perkataannya membuat semua keluarga kaget dan sedih. Mereka tidak ingin kehilangan orang yang sangat mereka cintai. Tapi, janji harus ditepati demi ketenteraman rakyat Tengger. "Aku hanya berpesan kepada kalian agar mengingat kepergianku. Kirimlah hasil ladang dan ternak kalian ke kawah Bromo setiap terang bulan, tanggal 14 bulan Kasadha," ucap Kesuma. Setelah berpamitan kepada keluarganya, pergilah Kesuma ke puncak Gunung Bromo. Tidak ada rasa takut yang tampak dari wajahnya. Dengan berani, ia menceburkan diri ke dalam kawah Bromo. Setelah pengorbanan tersebut, Gunung Bromo tampak tenang. Mereka menganggap bahwa Dewata sudah tidak marah lagi. Semenjak kejadian itu, tradisi mengirim hasil ladang dan ternak ke dalam kawah Bromo masih tetap berlangsung sampai sekarang. Tradisi yang dilaksanakan tiap tahun pada bulan Jawa Asyuro Suro ini kemudian dinamakan Kasadha. Pesan moral Janji adalah utang. Oleh karena itu, jangan pernah mengucapkan janji yang tidak bisa kita tepati.
NamaBromo sendiri diambil dari bahasa sanskerta "Brahma" yang berarti dewa utama dari agama hindu. Oleh sebab itu gunung bromo/brahma dipercaya sebagai gunung suci oleh suku tengger. Asal mula sebutan suku tengger pun berawal dari cerita legenda Joko Seger dan Roro Anteng. Sejarah Gunung Bromo dan Legenda Suku Tengger Bromo Sejarah Gunung Bromo dan Legenda Suku Tengger. Gunung Bromo atau “Brahma” memiliki ketinggian Mdpl, berada di Jawa Timur dan merupakan gunung yang terhampar di kawasan Komplek Pegunungan Tengger. Gunung ini juga di sebut Kaldera Tengger merupakan sebuah gunung berapi aktif yang memiliki garis tengah ± 800 meter utara-selatan dan ± 600 meter timur-barat dan berada di lautan pasir seluas 10km. Menurut sejarah yang beredar, di katakan bahwa dahulu Gn. Bromo memiliki nama Gunung Tengger dengan ketinggian Mdpl. Akibat sebuah letusan besar terbentuklah lembah besar dan menciptakan sebuah Kaldera. Di dalam kaldera tersebut terdapat lautan pasir akibat materi vulkanik yang tertumpuk di dalam. Selain itu muncul gunung gunung Baru seperti Gunung Kursi, Widodaren,Watangan, Batok dan terbaru hingga saat ini yaitu Gunung Bromo. konon pada jaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah, penduduk pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal. Hingga pada akhirnya mereka pergi dan terpisah menjadi 2 bagian. Pertama menuju ke gunung Bromo, dan yang kedua menuju ke pulau Bali. Ke dua tempat ini sampai sekarang mempunyai 2 kesamaan yaitu tetap sama-sama menganut kepercayaan beragama Hindu. Pada area Taman Nasional, terdapat sebuah suku yang bernama suku Tengger. Nama Tengger tersebut berasal dari Legenda Roro Anteng juga Joko Seger yang mereka yakini sebagai asal usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “GER” akhiran nama dari Joko Se-”ger”. Sehingga Bromo sendiri masih mereka percaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma. orang Jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo. Cerita Rakyat Suku Tengger Gunung Bromo Sebuah kisah tentang Sejarah Gunung Bromo dan Legenda Suku Tengger Bromo, beginilah asal – usul Cerita rakyat suku tengger Bromo dan Semeru. Di sebuah pertapaan, istri seorang Brahmana / Pandhita baru saja melahirkan seorang putra dengan fisiknya sangat bugar dengan tangisan yang sangat keras ketika lahir. Karenanya bayi tersebut mereka beri nama ”JOKO SEGER“. Pada sekitar Gunung Pananjakan, kala waktu itu ada juga seorang anak perempuan yang lahir dari titisan dewa. Wajahnya cantik juga elok. Dia satu-satunya anak yang paling cantik di tempat itu. Ketika telah lahir, anak itu tidak layaknya bayi lahir. Ia diam, tidak menangis sewaktu pertama kali menghirup udara. Bayi itu begitu tenang, lahir tanpa menangis dari rahim ibunya. Maka oleh orang tuanya, bayi itu mereka beri nama Rara Anteng. Dari hari ke hari Rara Anteng tumbuh menjadi seorang gadis remaja. Garis-garis kecantikan nampak jelas. Termasyurlah Rara Anteng sampai ke berbagai pelosok negri. Banyak putera raja datang dan melamarnya. Namun pinangan itu ia tolak, karena Rara Anteng sudah terpikat hatinya kepada Joko Seger. Datangnya Sang Pelamar Sakti Suatu hari Rara Anteng akan dipinang oleh seorang Bajak yang terkenal sakti dan kuat. Bajak tersebut terkenal sangat jahat. Rara Anteng terkenal halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada pelamar yang sakti tersebut. Lalu ia berfikir untuk menggagalkan lamaran itu. Kemudian ia memiliki 1 permintaan kepada sang pelamar supaya dibuatkan lautan di tengah-tengah gunung. Dengan permintaan yang aneh, dia anggap bahwa pelamar sakti itu tidak akan memenuhi permintaannya. Karena Lautan yang ia minta itu harus dibuat dalam waktu satu malam. Memulainya saat matahari terbenam hingga selesai ketika matahari terbit. Namun bajak sakti tersebut menyanggupi permintaan Rara Anteng tersebut. Kala matahari mulai terbenam, Pelamar sakti tadi memulai mengerjakan lautan tersebut. Anehnya, hanya dengan menggunakan alat sebuah tempurung batok kelapa pekerjaan itu hampir selesai ia kerjakan. Melihat kenyataan demikian, hati Rara Anteng mulai gelisah. Kemudian berfikir bagaimana cara menggagalkan lautan yang sedang dia buat tersebut. Rara Anteng merenungi nasibnya, ia tidak bisa hidup bersuamikan orang yang tidak ia cintai. Kemudian ia berusaha menenangkan batinnya. Tiba-tiba timbul niat untuk menggagalkan pekerjaan Bajak itu. Singkat cerita Rara Anteng mulai menumbuk padi di tengah malam. Pelan-pelan suara tumbukan dan gesekan, lalu membangunkan ayam-ayam yang sedang tidur. Kokok ayam pun mulai bersahutan, seolah-olah fajar telah tiba. Akan tetapi penduduk belum mulai dengan kegiatan pagi. Bajak sakti itu mendengar ayam-ayam berkokok. Tetapi benang putih sebelah timur belum juga nampak. Berarti fajar datang sebelum waktunya. Sesudah itu dia merenungi nasib sialnya. Rasa kesal dan marah pun dicampur emosi. Pada akhirnya Tempurung yang ia pakai sebagai alat mengeruk pasir itu, Dia lempar dan jatuh tertelungkup di samping Gn. Bromo. Kemudian berubah menjadi sebuah gunung yang sampai sekarang bernama Gunung Batok. Dengan kegagalan Bajak itu membuat lautan di tengah-tengah Gunung Bromo, suka citalah hati Rara Anteng. Ia melanjutkan hubungan dengan kekasihnya, Joko Seger. Kemudian hari, Rara Anteng dan Joko Seger menikah sehingga menjadi pasangan suami istri yang bahagia, karena keduanya saling mengasihi dan mencintai. Berdirinya Suku Tengger Bromo dan Pemimpin yang Budiman Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, maksudnya “Penguasa Tengger Yang Budiman”. Mereka membuat nama desa sesuai nama keduanya. Kata Tengger berarti juga Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi. Dari waktu ke waktu masyarakat Tengger hidup makmur dan damai. Namun sang penguasa tidaklah merasa bahagia, karena setelah beberapa lama pasangan, Rara Anteng dan Jaka Tengger berumahtangga belum juga memiliki keturunan. Kemudian Joko Seger memutuskan naik ke puncak gunung Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa agar di karuniai keturunan. Tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul. Namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus mereka korbankan ke kawah Bromo. Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya. Kemudian mereka dapatkan 25 orang putra-putri. Tak mereka sangka, naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya. Pendek kata tentang Sejarah Bromo ini, pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka. Kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita sehingga kawah Gunung Bromo menyemburkan api. Kusuma anak bungsunya lenyap dari pandangan, karena terjilat api dan masuk ke kawah Bromo. Bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib ”Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang tua kita dan Syah Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Syah Hyang Widi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji yang berupa hasil bumi kemudian persembahkanlah kepada Hyang Widi asa di kawah Bromo”. Sampai saat ini kebiasaan tersebut mereka ikuti secara turun temurun oleh masyarakat suku Tengger. Lalu setiap tahun mereka juga adakan upacara inti yaitu upacara Kasada/Kasodo di pura Poten lautan pasir dan kawah Bromo. Penutup Demikian tentang Sejarah Gunung Bromo dan Legenda Suku Tengger Bromo Semeru yang melegenda ini. Semoga cerita ini menjadi budaya yang tak terlupakan. Hingga sampai sekarang Gn. Bromo menjadi tempat begitu indah juga menjadi lokasi wisata terbaik di negeri ini.
  1. ሔ гаслакаρոባ
    1. Ս тጂηኺ
    2. Фኄዣοсво ежոма
  2. ቢпኽ ւицусаγ
Setelahanda membaca kisah seputar sejarah dan asal usul gunung Semeru. Mungkin Anda tertarik untuk mendaki serta menaklukkan gunung tertinggi di pulau jawa tersebut. Kami sebagai penyedia paket tour akan memberikan layanan pendakian ke Semeru, silahkan hubungi kami melaui via WA / Telegram ke +6282334900924 untuk informasi pemesanan paket
Wisata Gunung Bromo Jawa Timur adalah salah satu tempat wisata di Indonesia yang menjadi favorit bagi wisatawan baik dalam negri maupun dari luar negri. Tidak hanya pemandangan matahari terbitnya saja yang menjadi daya tari utama gunung Bromo, namun ada banyak seklai tempat wisata di sekitar Bromo yang jarang di explore oleh wisatawan. Uniknya, beragam tempat wisata ini untuk mengunjunginya membutuhkan kendaraan tipe 4 wd yaitu land cruiser, hartop atau jeep toyota. Tempat – tempat wisata menarik di Bromo ini sering kali terlewatkan karena umumnya pengunjung hanya mengunjungi 4 lokasi umum saja misalnya ke Gunung Penanjakan untuk melihat sunrise, kawah bromo , padang rumput savanah da bukit teletubies. Kali ini saya akan membuatkan artikel lengkap tempat dan obyek wisata yang wajib anda kunjungi jika berlibur ke Gunung Bromo. Sayang sekali Anda sudah jauh-jauh hari memilih liburan ke Bromo namun banyak tempat wisata yang anda lewatkan. Daftar tempat wisata di Bromo yang wajib anda Singgahi 1. Penanjakan 1Penanjakan 1 adalah sebuah tempat tertinggi di kawasan Taman Nasional Bromo ,. Merupakan lokasi untuk melihat keindahan matahari terbit atau view point sunrise. Terletak di sebelah barat dari pegunungan tengger dan untuk mencapai Gunung Penanjakan 1 ini pengunjung wajib menggunakan kendaraan jeep atau hartop mengingat akses kesini cukup banyak tikungan tajam dan curam. Alternatifnya jika tidak menyewa hartop menggunakan sepeda motor namun jangan pakai kendaran matic. Selain itu untuk berangkat ke Penanjakan 1 ini harus lebih awal yaitu sekitar jam 3 dini hari,usahakan jangan sampai terlambat karena view point terbaik di Bromo ini merupakan spot yang di favoritkan pengunjung untuk melihat keindahan matahari terbit dari Bromo di bandingkan dengan Penanjakan Penanjakan 2Gunung Penanjakan 2 adalah salah satu alternatif untuk melihat keindahan matahari terbit di Bromo, Anda yang pergi ke Bromo melalui rute probolinggo bisa memilih alternatif Bukit Penanjakan 2 atau View Point Seruni untuk menyongsong matahri terbit. Walaupun lokasinya lebih rendah dari Penanjakan 1 namun pemandangan juga tidak kalah menariknya. Untuk kesini tidak membutuhkan sewah kendaraan jeep. Karena bisa mudah di akses kendaran roda 2 maupun roda 4 biasa. Pada Bulan bulan tertentu seperti september sampai bulan mei musim hujan penanjakan 2 ini meiliki pemandangan sangat indah, lokasi munculnya matahari terbit tepat di arah timur pengunjung. Namun jika sudah memasuki musim kemarau sunrise terjadi agak lambat , dan saya sarankan untuk berpindah ke spot penanjakan Padang Rumput SavanaPadang Rumput Savana Bromo,sebuah tempat yang terletak di selatan timur Gunung Bromo, terletak pada sebuah lembah hijau yang di kelilingi tebing-tebing menjulang tinggi dan beberapa punggungan gunung gunungkecil. Padang Rumput Bromo ini sangat luas yang sangat luas, jika anda datang ke Savanah anda akan merasakan seolah-olah tidak berada di Gunung sekali! karena jalur mencapai savana adalah Lautan Pasir yang gersang, namun saat memasuki padang rimput ini ini anda akan disuguhi oleh pemandangan yang meng hijau di kelilingi bukit bukut yang menambah indahnya tempat wisata ini. Terletak di lembah jemplang, akses termudah untuk kesini jika memakai kendaraan biasa atau sepeda motor adalah via Malang atau via lumajang. 4. Bukit MentigenSelain Penanjakan 1 dan penanjakan 2 di atas, alternatif ke tiga untuk spot view sunrise adaah dari bukit mentigen. Disini pengunjung cukup jalan kaki saja dari area penginapan / homestay / villa atau hotel di daerah cemara lawang probolinggo. Walaupun bikitnya tidak terlalu tinggi namun bisa menjadi alternatif terbaik kalau berangakat ke Bromo ala backpacker, tidak membawa kendaraan sendiri baik roda 4 maupun roda kakinya puntidak jauh dari cemara lawang. Lokasi tepatnya di timur hotel Lava View Bukit TeletubiesTidak lengkap rasanya jika berlibur ke Gunung Bromo tanpa mengunjungi Bukit Teletubies. Berlokasi di selatan Gunung Bromo dan satu jalur untuk menuju Padang Rumput Savana. Merupakan gunungan gunungan kecil yang sangat indah yang di tumbuhi rerumputan khas pegunungan seolah-olah membawa anda berasa masuk film teletubis. Maka tidak salah jika masanrakat suku tengger sekitar menyebutnya sebagai Bukit Teletubies. 6. Air Terjun MadakaripuraAir Terjun Madakaripura merupakan salah satu tempat wisata yang berada di kawasan gunung bromo, tepatnya di Kecamatan Lumbang Kabupaten Probolinggo, untuk mencapai tempat wisata ini bisa dilakukan dari arah probolinggo tongas ke gunung bromo, akses perjalanan sudah bagus untuk dilalui kendaraan roda 4 maupun roda 2. Dengan harga tiket masuk yang murah wisatawan bisa disuguhi pemandangan yang sangant Terjun Madakaripura memiliki ketinggian sekitar 200 meter. Tepat berada di bawah kaki Gunung Bromo tempat ini memiliki banyak pengunjung, pengujung yang datang ke tempat ini tidak hanya dari wisatawan lokal tetapi banyak juga wisatwan asing yang berkunjung ke B 29 ArgosariB 29 Argosari ini adalah salah satu spot camping di Bromo yang favorit. Destinasi wisata yang satu ini memang cukup asing bagi pengunjung Bromo. Tempat ini merupakan puncak yang paling tinggi di kawasan Wisata Gunung Bromo, lebih tinggi dari penajkan 1. Sehingga udara dingin dengan pemandangan yang sangat indah serta ditambah hamparan tumbuhan khas dari dataran tinggi membuat kawasan wisata ini sangat sayang untuk dari wisata ini berada di daerah desa Argosari, kec. Senduro kira – kira 40 Km dari kota Lumajang. Untuk menuju ke B 29 ini akses termudah adalah melalui Senduro Lumajang jalur selatan, namun anda bisa memakai jasa sewa hartop lewat pegunungan timurnya kecamatan SUkapura. Bagi yang hobi motor cross sangat cocok sekali adventure ke tempat ini, selain medan menantang khas pegunungan, tentu saja pemandangan sepanjang rute yang sangat alami akan menghiasi perjalaan Bromo Milky WayBromo milky way hanya bisa di dapatkan saat malam hari, yaitu dengan pergi ke spot-spot tertentu yang cocok untuk hunting photography gugusan bintang ini di malam hari. Jangan lupa persiapkan kamera yang bagus jika tertarik melihat bromo milky way ini. Alasan kenapa bromo milky way ini sangat menarik dan sempurna adalah karena salah satu syarat untuk mendapat milky way terbaik adalah jauh dari sorot lampu kota atau dalam keadaan gelap sempurna, tanpa awan mendung dan perhitungan yang tepat untuk berburu milky way harus memakai software stellariumBromo Milky Way baru trend sekitar tahun 2013 – 2014, sejak seorang turis asing upload di youtube keindahan milky way dari Gunung Bromo. Sejak itulah para pecinta fotography dari berbagai belahan dunia pun ikut berburu foto galaksi bima sakti dari gunung Bromo. Waktu terbaik untuk hunting bromo milky way adalah pada musim kemarau, yaitu mulai bulan mei sampai bulan september, karena langit akan sangat cerah seiring dengan musim Pasir BerbisikPasir Berbisik adalah salah satu lokasi yang berada di area lautan pasir bromo selain dari Penanjakan, Kawah Gunung Bromo dan Padang Savana, awal mula dari pasir berbisik ini adalah tempat di mana lautan pasir yang memiliki suara desisan angin yang khas saat ada terpaan angin. Dari sinilah masarakat sekitar atau wisatawan menyebut tempat ini dengan Pasir berbisik atau Lautan Pasir ini tidak dimiliki oleh gunung berapi manapun kecuali hanya satu yitu Gunung Bromo. Pemandangan yang mempesona di Gunung Bromo ini selain bisa melihat hamparan lautan pasir juga terselip pemandangan lereng-lereng kalendra sebagai pembatas lautan pasir dengan hutan gunung bromo sebagai pelengkap keindahan di mata kita. “ “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.” ”
yENxU. 285 140 112 433 233 473 2 446 375

awal mula gunung bromo